Suwit Creative – Pada hari Selasa, 9 Juli 2024, sekitar pukul 10.00 WIB, sekelompok kurir J&T melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor pusat PT Global Bintang Timur Ekspress yang berlokasi di Pluit, Jakarta Utara. Aksi ini merupakan bentuk protes keras terhadap kebijakan perusahaan yang dianggap tidak adil dan merugikan para kurir. Di tengah pesatnya perkembangan industri belanja online yang seharusnya meningkatkan kesejahteraan pekerja di sektor logistik, para kurir justru dihadapkan pada kenyataan pahit berupa pemotongan gaji setiap bulan dan ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) tanpa pesangon.
Latar Belakang Aksi Unjuk Rasa Kurir J&T
Unjuk rasa yang dilakukan oleh para kurir J&T ini bukanlah tanpa alasan. Mereka merasa bahwa perusahaan telah memberlakukan kebijakan yang sangat merugikan karyawan, terutama terkait dengan pemotongan gaji yang dilakukan secara sepihak. Seorang kurir yang ikut serta dalam aksi ini, yang memilih untuk tidak disebutkan namanya, mengungkapkan rasa frustrasinya. “Kita hanya menerima upah yang dipotong sepihak hanya karena paket hilang, di mana hilangnya?” ungkapnya dengan nada kesal. Pernyataan ini menunjukkan betapa beratnya tekanan yang mereka hadapi setiap hari.
Selain itu, mereka juga menyuarakan kekhawatiran mereka terkait ancaman PHK tanpa pesangon yang terus menghantui mereka. Ancaman ini semakin menambah ketidakpastian dan kecemasan di kalangan karyawan, terutama di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu. Mereka merasa bahwa perusahaan tidak memberikan jaminan dan kepastian kerja yang layak, sehingga mereka harus terus hidup dalam bayang-bayang kehilangan pekerjaan sewaktu-waktu tanpa mendapatkan kompensasi yang seharusnya.
Maraknya Belanja Online dan Kesenjangan yang Dirasakan Kurir
Pertumbuhan pesat dalam belanja online seharusnya menjadi berkah bagi semua pihak yang terlibat, termasuk para kurir yang menjadi ujung tombak dalam pengiriman barang. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan hal yang berbeda. Mereka justru merasakan kesenjangan yang semakin besar antara keuntungan perusahaan dan kesejahteraan mereka sebagai pekerja. Mereka yang bekerja di garis depan pengiriman barang merasa bahwa upaya dan kerja keras mereka tidak dihargai sebagaimana mestinya.
Kesenjangan ini menjadi ironi di tengah maraknya fenomena belanja online. Di satu sisi, perusahaan logistik seperti J&T mencatatkan pertumbuhan yang signifikan dari segi bisnis. Namun di sisi lain, kesejahteraan karyawan yang seharusnya ikut meningkat malah terabaikan. Para kurir yang bekerja siang malam, menghadapi berbagai tantangan di lapangan, merasa bahwa hak-hak mereka tidak terpenuhi dan kontribusi mereka terhadap keberhasilan perusahaan tidak diakui.
Pentingnya Peran Kurir dalam Rantai Pasok Logistik
Tidak dapat dipungkiri, peran kurir dalam rantai pasok logistik sangatlah penting. Mereka adalah pihak yang langsung berinteraksi dengan konsumen dan memastikan bahwa barang sampai di tujuan tepat waktu. Namun, tanpa kesejahteraan yang memadai dan perlakuan yang adil, motivasi dan kinerja para kurir ini tentu akan menurun. Mereka yang merasa tidak dihargai dan diperlakukan dengan tidak adil akan cenderung kehilangan semangat, yang pada akhirnya dapat berdampak negatif pada kualitas layanan pengiriman.
Harapan dan Tuntutan Para Kurir
Para kurir yang melakukan unjuk rasa ini berharap agar perusahaan segera merespons keluhan mereka dengan serius. Mereka menuntut adanya transparansi dalam kebijakan pemotongan gaji, jaminan kerja yang lebih pasti, serta perlindungan dari ancaman PHK tanpa pesangon. Selain itu, mereka juga mendesak perusahaan untuk membuka dialog dan mendengarkan aspirasi karyawan, sehingga tercipta suasana kerja yang lebih kondusif dan adil bagi semua pihak.
Aksi unjuk rasa ini juga mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan, termasuk serikat pekerja dan aktivis buruh. Mereka menilai bahwa apa yang diperjuangkan ini adalah hak dasar setiap pekerja untuk mendapatkan perlakuan yang adil dan penghargaan yang layak atas jerih payah mereka.
Unjuk rasa yang dilakukan ini seharusnya menjadi momentum bagi perusahaan untuk melakukan introspeksi dan memperbaiki kebijakan-kebijakan yang ada. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan tidak hanya perlu fokus pada keuntungan semata, tetapi juga harus memperhatikan kesejahteraan karyawan yang merupakan aset penting bagi keberlangsungan bisnis. Hanya dengan memperhatikan aspek ini, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang sehat, produktif, dan saling menguntungkan bagi semua pihak. Semoga aksi ini membawa perubahan positif bagi kesejahteraan para kurir dan karyawan lainnya di industri logistik.***
Follof IG : Suwit Creative (@suwitcreative) • Instagram photos and videos